12.26.2009

Jakarta masih punya harapan untuk beretika

hueii..
posting ini menyambung cerita yang pernah gw tulis tentang Jakarta minus etika (JME).

tadi gw kebetulan jemput Om gw yang bru pulang Haji, dan pas jalan mau balik ke tempat Om gw ada motor yang nyerempet mobil gw sampai spion gw madep depan, kejadian yang sama persis sama yang gw ceritain di postingan JME.

tapi dari satu kejadian yang sama bisa membuat 2 pilihan untuk orang yang melakukan kesalahan, pilihan pertama JELAS sudah dipilih oleh kakek2 di postingan JME, pilihan kedua inilah yang mau gw share.

orang yang tadi nyerempet mobil gw memilih untuk menundukan kepala dan mengangguk serta membentuk permintaan maaf pada tangannya, dan karena tadi yang terserempet bagian spion bokap gw, bokap gw pun membetulkan spion sambil berkata "ga papa".

lihat dalam suatu kejadian kita dihadapkan dalam 2 pilihan *ataupun lebih* yang dikelompokan menjadi pilihan yang bijak (baik) dan tidak bijak (tidak baik). pilihan untuk bersikap baik sudah pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik. sekarang dalam situasi yang tadi gw alamin, bagaimana kita bisa memilih pilihan baik untuk meminta maav atas kesalahan yang kita buat hanya butuh kerendahan hati aja.

ya jujur aja gw seneng banget ngeliat kenyataan bahwa Jakarta masih punya harapan untuk menjadi kota yang beretika.

Selamat hidup beretika teman.. :))

No comments:

Post a Comment